Jakarta, 8 Juli 2025 – Dalam suasana politik nasional yang tengah diuji oleh tekanan dan intimidasi terhadap para tokoh progresif dan demokratik, sebuah tindakan simbolik muncul di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta.
Karangan bunga bertuliskan ucapan selamat ulang tahun kepada Sekjen PDI Perjuangan, Dr. Hasto Kristiyanto, dari Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Tangerang Selatan sekaligus Ketua Umum REPDEM, Wanto Sugito, terpajang dengan berani di jantung lembaga antirasuah tersebut.
Tindakan ini bukan sekadar bentuk ucapan ulang tahun. Ia adalah simbol keberanian, perlawanan terhadap ketakutan, dan pernyataan tegas bahwa kader-kader progresif PDI Perjuangan tidak akan diam ketika ruang demokrasi dan prinsip keadilan diintervensi oleh kepentingan politik tertentu.
“Karangan bunga ini menjadi simbol bahwa solidaritas tak bisa dibungkam. Kita tidak boleh takut menyampaikan dukungan pada kebenaran dan keadilan, meski harus berdiri di tengah tekanan,” ujar Wanto Sugito dikutip dari berbagai media.
REPDEM (Relawan Perjuangan Demokrasi), sebagai organ sayap partai yang lahir dari semangat Reformasi 1998, menjadikan keberanian moral sebagai fondasi gerakan.
Bagi Wanto Sugito, penegakan hukum tidak boleh dibajak oleh kepentingan politik jangka pendek. Dan di saat banyak orang memilih diam atau menjauh, berdiri di depan KPK dengan membawa pesan solidaritas menjadi tindakan politik yang menggugah.
Tindakan ini juga membalik narasi dominan—bahwa siapa pun yang berani membela kebenaran dan membela rekan seperjuangan tak akan tunduk pada tekanan opini publik yang dikendalikan elite. Di tengah atmosfer politik yang makin represif terhadap suara-suara progresif, simbol sekecil apa pun yang membawa semangat keberanian patut diapresiasi dan dicatat sejarah.
Karangan bunga itu membawa pesan kuat: “Tetap Semangat, Satyem Eva Jayate”—yang berarti “Kebenaran Pasti Menang”.
Penulis:
Heddot Yudi (Kaum Grasroot)