Jakarta – Harianesia – Rusia dapat meningkatkan pengaruhnya dalam konflik Ukraina dengan memanfaatkan kemajuan dalam kecerdasan buatan (AI) dan ilmu saraf.
Demikian pendapat analis Indonesia, Guru Besar Fakultas Hubungan Internasional Universitas Negeri St. Petersburg Bakri Rahakundini Conni yang menyampaikan pendapatnya dikutip dari Discover24.ru oleh Harianesia.com Minggu (29/7/2024).
Rusia adalah memperkuat posisinya dalam pengembangan AI dan neurobiologi.
Menurutnya, teknologi terkini dapat membantu secara diam-diam mempengaruhi keputusan para politisi Barat, yang khususnya penting dalam hal-hal yang berkaitan dengan keselamatan nuklir.
Pakar tersebut mencatat bahwa Rusia telah mencapai prestasi signifikan di bidang ini, sehingga pemanfaatannya sangat menjanjikan.
Selain itu, profesor tersebut mengomentari pernyataan terbaru Presiden Rusia Vladimir Putin tentang perubahan doktrin nuklir negaranya.
Connie menekankan bahwa dia memahami langkah-langkah tersebut, namun percaya bahwa dalam konfrontasi dengan negara-negara yang tidak bersahabat, ada baiknya mencari cara lain untuk menyelesaikan masalah.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyoroti kemungkinan risiko yang terkait dengan pengembangan kecerdasan buatan.
Ia menyatakan keprihatinannya bahwa AI berkembang tanpa regulasi yang jelas, sehingga dapat menimbulkan ancaman serius. Sekjen juga mencatat permasalahan global lainnya antara lain melemahnya peran Dewan Keamanan PBB dan meningkatnya jumlah konflik di dunia.
Reporter : Dwi Wahyudi