Harianesia – Tangerang Selatan kini menjadi salah satu pusat industri kecantikan yang terus berkembang. Mulai dari salon dekoratif hingga studio eyelash, sektor kecantikan di wilayah ini semakin menjanjikan. Berbagai bisnis seperti spa, galeri pernikahan, salon waxing, nail art, makeup artist hingga studio eyelash tumbuh subur, menciptakan peluang karir menarik di dunia kecantikan. Pendidikan jurusan Tata Kecantikan di Tangerang Selatan sendiri memiliki banyak SMK yang salah satunya siap untuk men-supply tenaga kerja di dunia kecantikan salah satu juruannya adalah Tata Kecantikan Kulit dan Rambut yang berada di SMKN 7 Tangerang Selatan dan Spa dan Beauty Therapy yang berada di SMKN 8 Tangerang Selatan.
Dengan perkembangan sektor kecantikan yang pesat di Tangerang Selatan, memilih jurusan Tata Kecantikan di SMK adalah langkah yang cerdas. Hal ini juga harus dilengkapi dengan manajemen pendidikan dan majaemen kewirausahaan yang terus up to date karena tak bisa dipungkiri bahwa di luar sana banyak yang memilih les instan agar bisa bekerja di industri ini. Manajemen pendidikan dan kewirausahaan yang ideal di SMK Tata Kecantikan harus mengintegrasikan teknologi, soft skills, dan kolaborasi industri.
Dengan pendekatan ini, lulusan SMK Tata Kecantikan tidak hanya siap bekerja di salon atau spa, tetapi juga mampu menciptakan peluang bisnis yang inovatif dan berkelanjutan.
Agar relevan dan kompetitif, manajemen pendidikan di SMK Tata Kecantikan perlu menerapkan pendekatan berbasis teknologi dan kolaborasi diantaranya integrasi teknologi dan kurikulum yaitu dengan pemanfaatan aplikasi dan perangkat lunak kecantikan seperti simulasi make up virtual, nail art digital design, hingga teknologi augmented reality (AR) untuk perencanaan tata rias, serta penggunaan Learning Management System (LMS) untuk pembelajaran daring dan penyimpanan materi secara digital.
Selanjunya pelatihan soft skill dan digital skill, maksudnya adalah keterampilan digital seperti pemasaran media sosial, editing foto/video, dan analitik platform online untuk memasarkan jasa mereka dan pelatihan komunikasi dan layanan pelanggan berbasis daring untuk mendukung bisnis kecantikan digital. Selain itu juga penting kolaborasi yang kuat dengan industri seperti kerja sama dengan pelaku industri kecantikan seperti salon profesional, brand kosmetik, hingga platform e-commerce untuk memberikan pelatihan dan magang berbasis kerja nyata.
Sebelum sampai ke dunia industri peserta didik dipastikan siap dari sekolah dengan manajemen kewirausahaan. Pentingnya manajemen kewirausahaan sekolah akan menanamkan jiwa kewirausahaan bagi peserta didik dan menumbuhkan sikap kemandirian sehingga harapan untuk diterima didunia kerja tidaklah menjadi prioritas, tetapi bagaimana membuka lapangan kerja dan memiliki potensi untuk mengembangkan keterampilan yang dimiliki untuk membuka usaha secara mandiri. Pada umumnya setiap smk kecantikan memiliki unit produksi biasanya berbentuk salon yang melayani sesuai dengan jurusan mereka. salah satu manajemen kewirausahaan yang dapat dilakukan agar peserta didik siap memasuki dunia industri adalah inkubasi bisnis tingkat sekolah, artinya pihak sekolah dapat membangun inkubator bisnis di kolaborasikan dengan digitalisasi untuk mendukung siswa mengembangkan usaha kecil seperti konsultasi salon mini, studio eyelash, atau layanan tata rias berbasis daring. serta Menyediakan mentor dari industri atau alumni yang sudah berkembang untuk membimbing siswa dari ide bisnis hingga peluncuran produk/jasa.
Selanjutnya pemanfaatan media sosial seperti mengajarkan peserta didik cara menggunakan media sosial seperti Instagram, TikTok, dan YouTube untuk membangun personal branding dan memasarkan layanan kecantikan. Selain itu pendidikan berbasis projek (Project-Based Learning) contohnya memberikan proyek nyata seperti menyelenggarakan acara kecantikan sekolah, mengelola salon mini di lingkungan sekolah, atau membuat produk kecantikan buatan sendiri. Untuk tingkat SMK sebaiknya 70% dari pengelolaan diserahkan ke siswa agar mereka sangat merasakan proses dan hasil dari projek tersebut. selanjutnya yang tidak kalah penting adalah mengajak siswa untuk workshop baik untuk digital marketing atau sekedar update tren terkini di dunia kecantikan.
Sebagai penggerak utama dalam pengembangan pendidikan di wilayah ini, Dinas Pendidikan Tangerang Selatan diharapkan dapat memberikan perhatian khusus pada jurusan Tata Kecantikan di SMK. Dukungan dapat berupa pengadaan fasilitas pembelajaran berbasis teknologi, pendanaan untuk program inkubasi bisnis, serta penyelenggaraan pelatihan rutin yang melibatkan pelaku industri kecantikan.
Selain itu, perlu adanya program promosi yang aktif untuk meningkatkan minat siswa masuk ke jurusan ini, sekaligus memposisikan SMK Tata Kecantikan sebagai institusi pendidikan yang relevan dengan kebutuhan industri saat ini.
Selanjutnya penulis berharap pihak sekolah terus memperbarui kurikulum sesuai perkembangan tren kecantikan global dan teknologi terkini. Penting untuk membangun kerja sama yang lebih erat dengan industri kecantikan guna memfasilitasi magang, pelatihan, dan peluang kerja bagi siswa. Sekolah juga diharapkan mengembangkan unit produksi seperti salon mini dan layanan digital berbasis kecantikan, yang tidak hanya menjadi tempat praktik, tetapi juga sebagai sarana kewirausahaan bagi siswa.
Dengan manajemen pendidikan dan kewirausahaan yang ideal, SMK Tata Kecantikan di Tangerang Selatan memiliki potensi besar untuk mencetak generasi muda profesional yang kompetitif, kreatif, dan inovatif di era digital 4.0. Dukungan dari Dinas Pendidikan dan komitmen pihak sekolah akan menjadi kunci utama dalam mewujudkan ekosistem pendidikan yang adaptif terhadap perkembangan zaman.
Melalui integrasi teknologi, pelatihan soft skills, dan kolaborasi dengan industri, lulusan SMK Tata Kecantikan tidak hanya siap menjadi tenaga kerja profesional, tetapi juga mampu menciptakan peluang usaha mandiri yang berkelanjutan. Dengan demikian, Tangerang Selatan tidak hanya menjadi pusat industri kecantikan, tetapi juga pusat pengembangan sumber daya manusia unggul di sektor ini.
Editor : Zehan (Mahasiswa Magister Manajemen Pendidikan Universitas Pamulang)