Bogor – Harianesia – Dengan semangat revolusi perjuangan dan keprihatinan mendalam terhadap kondisi seni dan budaya, puluhan penggiat seni, seniman, budayawan, dan pemilik sanggar seni di Kabupaten Bogor menggelar pertemuan penting. Dalam pertemuan tersebut, mereka sepakat membentuk Paguyuban Seniman Budayawan Kabupaten Bogor (PSBKB), sebuah wadah solid yang bertujuan mengangkat martabat serta memperjuangkan hak-hak para pelaku seni dan budaya.
Gagasan pembentukan PSBKB digagas dan diprakarsai oleh Raden Nasan Sudjana, yang lebih dikenal sebagai Abah Jana, tokoh seni dari Sanggar Topeng Jiprak di Kecamatan Cibungbulang. Pertemuan bersejarah ini berlangsung di Gedung Kesenian Kabupaten Bogor pada Jumat, 13 Desember 2024.
“PSBKB hadir untuk menciptakan angin segar bagi seniman, budayawan, dan pemilik sanggar seni di Kabupaten Bogor. Kami bertekad menjaga, melestarikan, dan mengembangkan warisan seni budaya leluhur agar seni tradisional tetap hidup dan dihargai,” tegas Abah Jana di sela-sela diskusi.
Mengawal Seni dan Budaya dengan Tegas
PSBKB tidak hanya menjadi forum diskusi, tetapi juga komitmen nyata untuk menjawab berbagai tantangan yang dihadapi para seniman dan budayawan. Abah Jana menegaskan bahwa PSBKB akan menjadi garda terdepan dalam memfasilitasi kebutuhan dan memperjuangkan hak para pelaku seni di tengah minimnya perhatian dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah.
“Kami ingin memastikan setiap karya dihargai, bukan hanya dari sisi material, tetapi juga moral. Para seniman harus mendapat tempat yang layak dalam masyarakat dan menjadi inspirasi generasi mendatang,” tambahnya.
Abah Jana juga mengingatkan agar paguyuban ini segera bergerak dengan semangat juang tinggi, menjaga martabat budaya, dan mempersiapkan generasi muda yang memiliki karakter kuat, mencintai seni, serta mampu mengharumkan nama Indonesia di tingkat internasional.
Kepemimpinan yang Tegas dan Netral
Adi Supriadi, yang akrab disapa Kang Adi Wild, dipercaya sebagai Ketua PSBKB. Dalam pernyataannya, Kang Adi menegaskan bahwa PSBKB akan berjalan netral, menjauh dari pengaruh politik yang berpotensi membatasi ruang gerak seniman.
“Kami ingin menjadi pelayan bagi seniman dan budayawan. Karya-karya mereka harus tetap eksis tanpa dihambat urusan politik. Fokus kami adalah melahirkan karya nyata yang membanggakan,” tegas Kang Adi.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara PSBKB dengan pihak swasta seperti pemilik hotel, kafe, tempat wisata, serta hiburan untuk menciptakan panggung-panggung seni yang dapat memberdayakan seniman lokal. Sinergi dengan pemerintah juga akan diperkuat untuk mengatasi kendala informasi dan teknologi yang masih menjadi hambatan besar bagi sebagian seniman.
Membangun Masa Depan Seni dan Budaya Bogor
Nanang Susanto, Sekretaris PSBKB, menyatakan bahwa pembentukan PSBKB adalah murni panggilan jiwa untuk menata masa depan yang lebih baik bagi para pelaku seni.
“PSBKB bukan untuk menyaingi forum-forum yang sudah ada, tetapi justru menjadi wadah kolaborasi untuk melahirkan generasi muda yang andil dalam melestarikan seni budaya Bogor. Seni tradisional kita harus terus hidup dan diwariskan kepada anak cucu,” tandasnya.
Lebih dari 89 perwakilan sanggar seni dari 40 kecamatan di Kabupaten Bogor hadir dalam pertemuan ini. PSBKB kini menjadi simbol pergerakan baru yang siap membawa seni dan budaya Kabupaten Bogor ke tingkat yang lebih tinggi.
Editor : Tim Redaksi Harianesia