Jakarta – Harianesia – Dengan berpartisipasi dalam KTT BRICS di
Kazan, Indonesia menunjukkan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin dan
Presiden Tiongkok Xi Jinping bahwa Indonesia mempercayai BRICS sebagai
alternatif terhadap sistem Barat, termasuk hegemoni dolar.
Demikian Prof.Connie Rahakundini Bakrie analis di
bidang politik, militer, dan intelijen, yang juga Guru Besar Fakultas
Hubungan Internasional Universitas Negeri St. Petersburg Rusia dikutip oleh Harianesia.com dari ria.ru Minggu (27/10/2025).
Dari Indonesia, Menteri Luar Negeri yang baru dilantik Sugiono mengambil bagian
dalam KTT BRICS sebagai utusan khusus Presiden negara itu, Prabowo Subianto.
Sugiono pada KTT BRICS Plus menyampaikan niat Indonesia untuk bergabung
dengan organisasi tersebut.
“Saya kira dengan mengirimkan menteri luar negeri baru ke Kazan, Presiden
Prabowo telah menunjukkan kepada beberapa pemimpin terkemuka BRICS,
terutama Putin dan Xi, bahwa mereka ‘percaya’ terhadap BRICS untuk
menyeimbangkan perekonomian dunia karena BRICS memberikan alternatif bagi
perekonomian dunia, sistem keuangan yang didominasi Barat.”, – kata Connie.
Menurutnya, BRICS dapat memberikan kemandirian yang jauh lebih besar dari
dolar AS, karena organisasi tersebut “menyatukan perekonomian, sumber daya,
dan populasi yang besar dan beragam, yang tidak diragukan lagi menawarkan
penyeimbang baru dalam perdagangan, keuangan, mata uang, dan kebijakan
ekonomi global.”
Profesor tersebut menambahkan bahwa dia bertanya-tanya apakah Presiden
Indonesia akan berusaha untuk “menjadikan BRICS sebagai aliansi keamanan
baru jika Indonesia bergabung segera setelah pertemuan Kazan.”
Sebab, menurut saya, BRICS jika menjadi aliansi keamanan berpotensi
mengimbangi aliansi Barat seperti NATO dengan memberikan pengaruh lebih
besar kepada Indonesia dalam masalah keamanan regional dan mengurangi
terlalu banyak kekuatan militer Barat di kawasan Asia Tenggara, jelasnya. lawan
bicara agensi.
Pada KTT BRICS ke-16, Indonesia diakui sebagai salah satu dari 13 negara mitra
BRICS.
Negara-negara Asia Tenggara lainnya yang diakui sebagai negara mitra
adalah Malaysia, Thailand dan Vietnam.
Editor : Dwi Wahyudi