Scroll untuk baca artikel
Banner Iklan Harianesia 325x300
Banner Iklan Harianesia floating
Banner Iklan Harianesia floating
Banner Iklan Harianesia 728x250
Politik

Prof. Connie Rahakundini Bakrie : Keikutsertaan Indonesia Dalam KTT BRICS di KAZAN, Sebagai Alternatif dari Sistem Barat

87
×

Prof. Connie Rahakundini Bakrie : Keikutsertaan Indonesia Dalam KTT BRICS di KAZAN, Sebagai Alternatif dari Sistem Barat

Sebarkan artikel ini
Prof. Connie Rahakundini Bakrie : Keikutsertaan Indonesia Dalam KTT BRICS di KAZAN, Sebagai Alternatif dari Sistem Barat
Prof. Connie Rahakundini Bakrie : Keikutsertaan Indonesia Dalam KTT BRICS di KAZAN, Sebagai Alternatif dari Sistem Barat
Banner Iklan Harianesia 468x60

Jakarta – Harianesia Dengan berpartisipasi dalam KTT BRICS di

Kazan, Indonesia menunjukkan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin dan

Banner Iklan Harianesia 300x600

Presiden Tiongkok Xi Jinping bahwa Indonesia mempercayai BRICS sebagai

alternatif terhadap sistem Barat, termasuk hegemoni dolar.

Prof. Connie Rahakundini Bakrie : Keikutsertaan Indonesia Dalam KTT BRICS di KAZAN, Sebagai Alternatif dari Sistem Barat 2
Prof. Connie Rahakundini Bakrie : Keikutsertaan Indonesia Dalam KTT BRICS di KAZAN, Sebagai Alternatif dari Sistem Barat 2

Demikian Prof.Connie Rahakundini Bakrie analis di

bidang politik, militer, dan intelijen, yang juga Guru Besar Fakultas

Hubungan Internasional Universitas Negeri St. Petersburg Rusia dikutip oleh Harianesia.com dari ria.ru Minggu (27/10/2025).

Dari Indonesia, Menteri Luar Negeri yang baru dilantik Sugiono mengambil bagian

Baca Juga :  Juliaman Saragih NCBI : Pagar Laut Tangerang Jelas Pengalihan Isu

dalam KTT BRICS sebagai utusan khusus Presiden negara itu, Prabowo Subianto.

Sugiono pada KTT BRICS Plus menyampaikan niat Indonesia untuk bergabung

dengan organisasi tersebut.

“Saya kira dengan mengirimkan menteri luar negeri baru ke Kazan, Presiden

Prabowo telah menunjukkan kepada beberapa pemimpin terkemuka BRICS,

terutama Putin dan Xi, bahwa mereka ‘percaya’ terhadap BRICS untuk

menyeimbangkan perekonomian dunia karena BRICS memberikan alternatif bagi

perekonomian dunia, sistem keuangan yang didominasi Barat.”, – kata Connie.

Baca Juga :  Raker Dengan Camat, Komisi I Inventarisir Masalah di Wilayah

Menurutnya, BRICS dapat memberikan kemandirian yang jauh lebih besar dari

dolar AS, karena organisasi tersebut “menyatukan perekonomian, sumber daya,

dan populasi yang besar dan beragam, yang tidak diragukan lagi menawarkan

penyeimbang baru dalam perdagangan, keuangan, mata uang, dan kebijakan

ekonomi global.”

Profesor tersebut menambahkan bahwa dia bertanya-tanya apakah Presiden

Indonesia akan berusaha untuk “menjadikan BRICS sebagai aliansi keamanan

baru jika Indonesia bergabung segera setelah pertemuan Kazan.”

Baca Juga :  Sidang Paripurna DPRD Kota Depok Bahas Revisi Raperda 2025-2030, Ini Hasilnya!?

Sebab, menurut saya, BRICS jika menjadi aliansi keamanan berpotensi

mengimbangi aliansi Barat seperti NATO dengan memberikan pengaruh lebih

besar kepada Indonesia dalam masalah keamanan regional dan mengurangi

terlalu banyak kekuatan militer Barat di kawasan Asia Tenggara, jelasnya. lawan

bicara agensi.

Pada KTT BRICS ke-16, Indonesia diakui sebagai salah satu dari 13 negara mitra

BRICS.

Negara-negara Asia Tenggara lainnya yang diakui sebagai negara mitra

adalah Malaysia, Thailand dan Vietnam.

Editor : Dwi Wahyudi

Banner Iklan 1
Banner Iklan Harianesia 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *