Scroll untuk baca artikel
Banner Iklan Harianesia 325x300
Banner Iklan Harianesia floating
Banner Iklan Harianesia floating
Banner Iklan Harianesia 728x250
Politik

Prof. Connie Rahakundini Bakrie : Jadikan Makam Imam Bukhori, Sebagai Distinasi Wisata Religi Umat Islam

26
×

Prof. Connie Rahakundini Bakrie : Jadikan Makam Imam Bukhori, Sebagai Distinasi Wisata Religi Umat Islam

Sebarkan artikel ini
Prof. Connie Rahakundini Bakrie : Jadikan Makam Imam Bukhori, Sebagai Distinasi Wisata Religi Umat Islam
Prof. Connie Rahakundini Bakrie : Jadikan Makam Imam Bukhori, Sebagai Distinasi Wisata Religi Umat Islam
Banner Iklan Harianesia 468x60

Jakarta – Harianesia Nama Presiden Pertama Repubik Indonesia, Soekarno, begitu sangat legendaris bagi masyarakat Uzbekistan, sebuah negara di Asia Tengah pecahan Uni Soviet yang penduduknya mayoritas beragama Islam.

Kepopuleran nama Presiden Soekarno berkaitan dengan kisah ditemukannya makam Imam Bukhari, seorang perawi nabi yang sangat termasyur di kalangan umat Islam.

Banner Iklan Harianesia 300x600

Tidak banyak yang tahu, Soekarno lah orang yang meminta pemerintah Soviet agar menemukan makam tersebut.

Berkat jasa Soekarno, saat ini kompleks makam Imam Bukhari yang terletak di desa Hartang, sekitar 25 kilometer dari Samarkand, telah menjadi salah satu wisata umat Islam seluruh dunia demikian hal ini sampaikan oleh Prof.Connie Rahakundini Bakrie saat mengunjungi Usbekistan usai mendampingi Presiden RI ke 5 Hj Megawati Soekarnoputri menjadi pembicara di University Of St.Petersburg Rusia Jumat (20/9/2024).

Prof. Connie Rahakundini Bakrie : Jadikan Makam Imam Bukhori, Sebagai Distinasi Wisata Religi Umat Islam 2
Prof. Connie Rahakundini Bakrie : Jadikan Makam Imam Bukhori, Sebagai Distinasi Wisata Religi Umat Islam 2

Presiden RI

ke-5 sekaligus Ketua Umum PDI

Perjuangan, Megawati

Soekarnoputri, menjadi pembicara

kunci atau keynote speaker dalam

dialog bersama rektor universitas

se-Rusia, merupakan Ketua Dewan Pengarah

Badan Riset dan Inovasi Nasional

(BRIN) ini bicara soal pengaruh

kecerdasan buatan atau artificial

intelligence (AI) terhadap masa

depan pendidikan tinggi.

Dialog digelar dalam

rangka ulang tahun ke-300 St

Petersburg State University di St

Petersburg, Rusia,

Baca Juga :  Pemkot Depok Gencarkan Pengelolaan Sampah dari Hulu hingga Hilir, Target Pengurangan Signifikan pada Desember 2024

Megawati disambut pimpinan St

Petersburg State University.

Sejumlah peserta dialog terlihat

menyalami Megawati yang berjalan

menuju panggung, mereka juga

mengajak Megawati berfoto

bersama.

Kegiatan ini diikuti rektor dan

akademisi Rusia serta sejumlah

negara lain. Dialog ini berjudul

‘Dialogue of Rectors: How Artificial

Intelligence is Reshaping the

Future of Universities and Higher

Education’.

Megawati juga secara khusus membeberkan pidato Bung Karno ‘To Build A World A New’ untuk menggambarkan pentingnya proses perubahan itu.

Dengan berbagai persoalan geopolitik dan global warming di atas, sudah saatnya kita mencari terobosan dalam kerjasama internasional,” kata Megawati.

Hal itu disampaikan Megawati saat memberikan kuliah umum bertajuk ‘Tantangan Geopolitik dan Pancasila Sebagai Jalan Tata Dunia Baru’ dalam peringatan Hari Ulang Tahun Ke-300 Universitas Saint Petersburg, di Rusia.

Dengan berbagai persoalan geopolitik dan global warming di atas, sudah saatnya kita mencari terobosan dalam kerjasama internasional,” kata Megawati.

Connie yang juga merupakan penggagas Forum Valdai Club yang berbasis di Rusia ini menjelaskan, Kebesaran nama Soekarno tidak hanya dikenal di seluruh penjuru Indonesia, namun menggema di seluruh dunia, dia dikenal sebagai sosok pemimpin berani, tegas, kharismatik, dan tidak mudah diatur oleh bangsa mana pun.

Tidak hanya bagi bangsa Indonesia, kisah kepahlawanan Bung Karno juga dirasakan bagi umat Islam di dunia, salah satunya di Uzbekistan.

Baca Juga :  Maryono Hasan Mulai Langkah di Pilwalkot Tangerang dengan Silaturahmi Bersama Tokoh Masyarakat, Sesepuh Partai, dan Pemuda

Sejarah Soekarno dengan bangsa Uzbekistan dimulai setelah Konferensi Asia Afrika tahun 1955. Pemerintah Soviet mengundang Presiden Soekarno untuk melakukan kunjungan kenegaraan ke Moskow.

Connie juga mengungkapkan, saat itu, Soekarno sadar, sebagai Presiden Indonesia yang dianggap sebagai pemimpin negara-negara non-blok, harus bersikap netral terhadap Blok Timur maupun Blok Barat ungkapnya.

Lebih lanjut Connie katakan, tapi disisi lain, Soekarno juga menyadari bahwa Indonesia butuh dukungan Soviet untuk melegitimasi eksistensi negara-negara non-blok, dan kesepakatan yang telah dicapai dalam Konferensi Asia Afrika tahun 1955.

Soekarno juga menyadari membutuhkan dukungan Soviet untuk menghadapi berbagai upaya negara-negara Barat yang masih terus berusaha menjajah dan menguasai kembali Indonesia.

Sementara itu, Soekarno mafhum bahwa mayoritas masyarakat Indonesia adalah beragama Islam, sehingga tidak mungkin Indonesia akan ikut Blok Timur yang dipimpin oleh negara Soviet.

Situasi itu yang oleh Soekarno disiasati dengan sangat cerdas dengan mengajukan syarat atas rencananya memenuhi undangan Pemerintah Soviet, kala itu dengan meminta dicarikan/ditemukan makam Imam Bukhari seorang perawi Nabi Muhammad SAW yang amat termasyhur itu. Kata Soekarno kepada Presiden Soviet, “Aku sangat ingin menziarahinya”.

Baca Juga :  Partai Golkar Berikan Rekomendasi Resmi untuk Sachrudin-Maryono dalam Pilkada Kota Tangerang

Kedatangan Bung Karno pada tahun 1956, dengan kondisi makam tidak terawat dengan baik dan berada di semak belukar, hingga akhirnya pemerintah Soviet membersihkan dan memugar makam tersebut untuk menyambut kedatangan Soekarno.

Penghormatan Soekarno terhadap Imam Bukhari dilakukannya dengan cara melepas sepatu dan berjalan merangkak dari pintu depan menuju makam ketika turun dari mobil yang mengantarnya.

“Presiden Soekarno merangkak menuju makam lalu memanjatkan doa dan dilanjutkan salat serta membaca Alquran,” kala itu.

Dan atas jasa Presiden Soekarno, kompleks makam Imam Bukhari seluas 10 hektar kini dipugar hingga terlihat sangat megah kata Connie.

Connie berharap hubungan baik antara Uzbekistan dan Indonesia, baik pemerintah Indonesia dengan pemerintah Uzbekistan maupun masyarakat Indonesia dengan masyarakat Uzbekistan yang khususnya mayoritas beragama Islam.

“Hubungan kedua negara dapat ditingkatkan dengan kerja sama kebudayaan dan pariwisata. Salah satunya menjadikan makam Imam Bukhari sebagai destinasi wisata religi masyarakat muslim Indonesia.

Dan sebaliknya, makam-makam tokoh-tokoh yang menyiarkan Islam di Indonesia seperti Wali Songo juga dapat menjadi destinasi wisata religi masyarakat Uzbekistan ke Indonesia selain destinasi wisata lainnya seperti Bali, Pulau Komodo, dan lain lain,” pungkas Connie

Reporter : Dwi Wahyudi

Banner Iklan 1


Banner Iklan 2


Banner Iklan 3
Banner Iklan Harianesia 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *