Scroll untuk baca artikel
Banner Iklan Harianesia 325x300
Banner Iklan Harianesia floating
Banner Iklan Harianesia floating
Banner Iklan Harianesia 728x250
Politik

Prof.Connie Rahakundini Bakrie Ingatkan Pentingnya Ada Penyeimbang Bagi Pemerintah

144
×

Prof.Connie Rahakundini Bakrie Ingatkan Pentingnya Ada Penyeimbang Bagi Pemerintah

Sebarkan artikel ini
Banner Iklan Harianesia 468x60

JAKARTA,-Pengamat militer dan pertahanan, Connie Rahakundini Bakrie, mengingatkan pentingnya ada pihak penyeimbang dalam sebuah negara. Hal ini disampaikannya merespons kabar pertemuan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri dan Presiden Prabowo Subianto.

Banner Iklan Harianesia 300x600

Penyeimbang yang dimaksud Connie adalah pihak yang berani berpikir berbeda atau berani mengoreksi kebijakan-kebijakan pemerintah yang salah.

“Kalau negara tidak ada penyimbang, dalam arti tidak ada yang berani berpikir berbeda atau tidak berani mengoreksi apa yang salah pada kebijakan-kebijakan pemimpin yang sedang memimpin, negara kita dalam keadaan bahaya,” katanya, dalam diskusi publik Peran Gerakan Mahasiswa Dalam Menjaga Persatuan Nasional di Tengah Perang Dagang AS-China via daring, Selasa (8/4)

Connie mengingatkan, tidak benar jika negara berjalan tanpa pihak penyeimbang. “Saya harap pertemuan itu, kalau ada memang terjadi adalah Pak Prabowo dan Ibu Mega adalah bagaimana Pak Prabowo bisa tetap menempatkan Ibu Mega sebagai penyeimbang dalam konstelasi yang terjadi di Indonesia saat ini,” harapnya.

Connie mengaku sempat mengusahakan pertemuan mantan Presiden RI ke-5 itu dengan Prabowo, namun urung terjadi.

Baca Juga :  Panaskan Mesin Partai DPC PDIP Kabupaten Bekasi,Gelar Rakercabsus Guna Menangkan PDIP di Pilkada 2024

“Tapi alhamdulillah terwujud kemarin, katanya, tapi saya sedang di sini, dan saya belum mendapatkan kabar apakah itu A1, betulkah terjadi pertemuan. Yang kedua saya juga belum mendapatkan kabar apa saja isi materi pertemuan,” kata dia.

Sebagai informasi, Prabowo dikabarkan bertemu dengan Megawati di kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (7/4) malam. Pertemuan itu berlangsung tertutup selama satu jam.

Dalam pemaparannya didiskusi publik yang dilaksanakan oleh Gerakan mahasiswa Nasional Indonesia DPC Jakarta Selatan PROF.CONNIE RAHAKUNDINI “Menegaskan agar kita bisa
Mendorong Kesadaran dan Literasi Geo-Politik, serta
Anak muda harus bisa menyebarkan pemahaman
tentang politik global melalui media sosial, forum
kampus, dan komunitas ungkap Connie.

Semakin paham publik, semakin akan terkendali
pemerintah untuk mengambil kebijakan impulsif
yang berisiko.

*Aktif dalam Demokrasi dan Advokasi Kebijakan*

Sebagai Generasi Muda Kita Harus “Dorong pemerintah untuk mengambil posisi netral
aktif, memperkuat diplomasi damai dan kerja sama
regional (ASEAN, BRICS, GEP)”.
“Tekan kebijakan luar negeri agar berpihak pada
perdamaian, bukan pada kepentingan blok
kekuatan besar.

Baca Juga :  Sebagai Kado di HUT MEGAWATI dan Partainya, DPD PDIP Banten Lakukan Penghijauan Tanam Pohon di Bantaran Sungai

*Peran Strategis Generasi Muda 1 Membangun Ketahanan Sosial dan Ekonomi Lokal*

Wirausaha muda, inovasi teknologi lokal, dan
ketahanan pangan bisa jadi solusi konkret untuk
mengurangi ketergantungan luar negeri.

Kampanye konsumsi produk lokal dan ekonomi
berkelanjutan juga bagian dari ketahanan nasional.

Connie berharap agar anak muda “Menjadi Diplomat Muda dan Pemikir Strategis
Lewat organisasi, riset, dan partisipasi di forum
internasional (Model UN, ASEAN Youth Dialogue,
G20 Youth), anak muda bisa membawa suara
negaranya secara aktif dalam percaturan global” tandasnya.

*Peran Strategis Generasi Muda 2 Peran Gerakan Neo NAM dan Generasi Muda*

Connie Mengingatkan “Tekanan diplomatik ekstrem untuk berpihak akan mengancam stabilitas domestik
maka *Neo-NAM* dan generasi muda harus siap menciptakan jaringan kerja sama
regional sebagai tameng solidaritas dan perlindungan mutual

Dikatakanya
“Saat kekuatan global terlibat dalam tatanan dunia yang baru, Gerakan Non-Blok
(Neo-NAM) akan menjadi semakin penting dalam mengadvokasi perdamaian dan
tatanan dunia multipolar.

Neo-NAM akan mampu berperan sebagai mediator diplomatik, dengan generasi
muda yang mendorong upaya perdamaian, menekankan perlucutan senjata,
dan mendorong struktur pemerintahan global yang lebih inklusif.

Baca Juga :  Dewan Guru Besar UI Desak Hentikan Revisi UU Pilkada

Hal ini bisa melibatkan peluncuran inisiatif baru dalam kerja sama Selatan-Selatan,
upaya kemanusiaan, dan pakta internasional baru yang menyeimbangkan kekuatan-
kekuatan yang mendorong konflik bebernya.

*Peran Gerakan Generasi Muda Bersatu*

Connie “Menegaskan,
Generasi muda di negara-negara berkembang harus membentuk koalisi untuk
mengakses dan mengatur perkembangan Al, energi bersih, dan keamanan siber
secara kolektif tanpa tergantung pada monopoli teknologi Barat maupun Timur.

Dirinya berharap agar Generasi muda harus dapat Bersatu, guna mendorong negara-negara ASEAN, BRICS, AU
(Uni Afrika), GEP dan MERCOSUR dapat menciptakan sistem perdagangan
regional yang lebih mandiri untuk mengurangi dampak tarif dan embargo global,
seperti yang dipicu oleh kebijakan AS atau konflik besar.

Generasi muda Asia dan Afrika harus dilibatkan aktif dalam forum diplomatik
lintas kawasan sebagai suara perdamaian dan keadilan global. Program seperti
Youth NAM Forum, BRICS Youth Parliament, dan ASEAN Future Leaders bisa
menjadi platform penting pungkasnya.

Editor : D.Wahyudi

Banner Iklan 1
Banner Iklan Harianesia 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *