Solo, 9 Maret 2025 – Nama baik relawan ambulans di Solo tercoreng akibat ulah seorang oknum relawan yang diduga meminta uang kepada keluarga yang sedang berduka.
Oknum berinisial RA mendapat informasi dari grup ambulans Jawa Timur mengenai adanya pengantaran jenazah dari Bali ke Solo. Mengetahui hal tersebut, RA langsung menghubungi sopir ambulans dari Bali dan meminta kontak keluarga yang berduka.
Secara tiba-tiba, oknum tersebut sudah berada di lokasi pemakaman di Solo. Setelah prosesi pemakaman selesai, pihak keluarga mengucapkan terima kasih dan mengatakan bahwa mereka telah menitipkan amplop berisi uang kepada seorang relawan bernama Riski Adi (RA).
Seorang relawan Solo Raya yang enggan disebutkan namanya (AM) mengaku terkejut dengan kejadian ini.
“Kami dari Relawan Solo Raya selama ini selalu membantu pengawalan ambulans tanpa pernah meminta uang,” katanya.
AM menegaskan bahwa pihaknya mengecam dan mengutuk tindakan tidak terpuji yang dilakukan oleh oknum tersebut.
“Nama baik kami tercoreng, padahal kami selalu menolong tanpa pamrih,” ujarnya.
Menurut AM, oknum RA telah berulang kali meminta uang kepada keluarga yang berduka setelah melakukan pengawalan ambulans.
“Kami sering menjadi escort atau pemandu jalan ambulans. Kami juga sering berada di rumah sakit. Nah, dengan adanya oknum relawan warga sipil yang menggunakan jaket hitam bertuliskan ‘Polisi’, jelas kami merasa terusik. Nama baik kami tercemar, padahal kami tidak pernah meminta uang sepeser pun kepada keluarga korban. Kami ikhlas menolong,” tegasnya.
AM menegaskan bahwa relawan Solo Raya murni bergerak di bidang kemanusiaan dan selalu membantu tanpa pamrih.
“Kami tak mau menyusahkan warga masyarakat dan selalu siap membantu mereka yang membutuhkan pertolongan. Sebagai relawan Solo Raya, kami tidak pernah meminta uang kepada pihak keluarga dalam menjalankan tugas kemanusiaan,” ungkapnya.
Menurutnya, relawan yang meminta uang jasa pengawalan kepada pihak keluarga tidak diperbolehkan, dan tindakan oknum tersebut telah mencoreng nama baik relawan di Solo Raya.
AM juga menegaskan bahwa anggotanya selalu mengenakan rompi khas Relawan Solo Raya berwarna merah kombinasi hitam saat membantu pengawalan ambulans.
“Jika ada yang mengaku-ngaku relawan tetapi tidak mengenakan rompi resmi dan meminta sejumlah uang, itu adalah oknum yang sengaja merusak nama baik relawan,” pungkasnya.
(H&R)