Scroll untuk baca artikel
Banner Iklan Harianesia 325x300
Banner Iklan Harianesia floating
Banner Iklan Harianesia floating
Banner Iklan Harianesia 728x250
Politik

Karina Trihastuti Ungkap Kekagumanya Pada Prof.Connie Rahakundini diacara Ruang Diskusi Buku

30
×

Karina Trihastuti Ungkap Kekagumanya Pada Prof.Connie Rahakundini diacara Ruang Diskusi Buku

Sebarkan artikel ini
Karina Trihastuti salah seorang Pengunjung Ruang Diskusi Buku yang digelar di Taman Ismail Marjuki Jakarta 17/6/2025. ( Foto : IG Karina Trihastuti )
Karina Trihastuti salah seorang Pengunjung Ruang Diskusi Buku yang digelar di Taman Ismail Marjuki Jakarta 17/6/2025. ( Foto : IG Karina Trihastuti )
Banner Iklan Harianesia 468x60

Jakarta – Karina Trihastuti salah seorang pengunjung acara Peluncuran Buku serta ruang diskusi
yang ditulis Oleh Prof.Connie Rahakundini Bakrie berjudul ” Dari Mimpi Peradaban Menuju Lahirnya Bangsa Berkesadaran” yang digelar pada 17Juni 20215 di Taman Ismail Marjuki mengungkapkan kekagumanya pada penulis dan tokoh intelektual terkenal, ia menilai bahwa karya-karya penulis dan pemikiran tokoh intelektual tersebut telah memberikan inspirasi dan motivasi bagi generasi muda.

Banner Iklan Harianesia 300x600

Saya sangat terinspirasi oleh karya-karya serta pemikirannya yang mendalam dan orisinal telah membuka mata saya terhadap berbagai isu penting di masyarakat,” kata Karina.

Lebih lanjut Karina menyampaikan “Saya kagum dengan kemampuan Prof.Connie Rahakundini Bakrie dalam menyampaikan ide-ide kompleks dengan cara yang sederhana dan mudah dipahami.
Ia mengaku melalui media sosial, Instagram dirinya selalu mengikuti postingan, maupun catatan kecil Connie, yang bermakna dan telah membantu saya memahami wawasan kebangsaan serta literasi global dunia dengan lebih baik,” tambahnya.

Kekagumanya pada seorang Prof.Connie Rahakundini yang menjadi alasan ia hadir di Taman Ismail Marjuki tempat dimana buku tersebut diluncurkan serta acara Ruang Diskusi diadakan.

Dirinya menilai tokoh intelektual seperti Prof. Connie tersebut memiliki pemikiran yang mendalam dan orisinal, yang dapat memberikan inspirasi dan motivasi bagi generasi muda.
Kemampuan penulis dalam menyampaikan ide-ide kompleks dengan cara yang sederhana dan mudah dipahami.
Membuat ia percaya bahwa karya-karya penulis dan pemikiran tokoh intelektual tersebut dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat dan membantu memecahkan masalah sosial.

Baca Juga :  Konsolidasi JAMIN (Jaringan Aktifis Migrant Indonesia) Digelar Di Gedung Juang, Desak Evaluasi Total Tata Kelola Pekerja Migran Indonesia

Kepada awak media ia ungkapkan Bangga bisa hadir serta berfoto bersama para tokoh yang hadir
“Di tempat
inilah aku
disadarkan..
bahwa tidak boleh ada yang
melekat pada
diri kita apapun itu, harus mengalahkan semua Tiran
yang berada
dalam diri kita” tulisnya diunggahan akun Instagram dengan foto dirinya berlatar belakang Acara.

Sementara Soraya Haque model dan pemeran yang juga menjadi salah satu pembicara dalam ruang diskusi, dalam unggahan Instagram nya menulis,

Diskusi kemarin sore membuat kami
saling berbagi perspektif tentang
peradaban bangsa Indonesia, semakin
memperjelas betapa kondisi bangsa ini
perlu mengaktualisasi nilai-nilai
Keindonesiaan dalam arsitek negara
modern.

Dalam prolognya, beliau
mengatakan: “membangun republik
yang sadar dengan meninggalkan
paradigma kekuasaan yang dibangun
atas dasar kasih dan kewaspadaan
spiritual”.
Sebuah buku yang penuh sarat makna
sekaligus manifestasi dari semangat
itu, bukan hanya tawaran ide, tetapi
sebuah peta jalan menuju bangsa
tercerahkan, bukan karena kekuatannya,
tetapi karena kedalaman ungkapnya.

Lebih lanjut dikatakan
“Visi yang
menyadarkan untuk membangun
bangsa yang sadar, mulia, dan tidak
tergoyahkan”

Baca Juga :  Supian Suri Tegaskan Kesiapan Pejabat Depok: Handphone Harus Aktif 24 Jam Demi Pelayanan Maksimal

Sore itu, kami semua menutup diskusi
buku dengan menyanyikan lagu
“Padamu Negeri” dengan suara
menggema dan menggetarkan hati,
“Akan kah mimpi itu akan sampai?”

“Hidup Berkesadaran,
Melibatkan pemahaman yang dalam
tentang realitas sebenarnya.
Ini berarti
melihat segala sesuatu apa adanya,
tanpa terjebak dalam pemikiran atau
emosi yang bias, bahkan terdistorsi.

Persoalannya adalah bagaimana saat
kebisingan menutupi kekosongan nalar?
Menurut seorang filsuf Perancis, René
Descartes, melalui metode
SKEPTISISME bersifat selalu
mempertanyakan pikiran, perasaan,
sampai identitas kita yang diujungnya
mampu menemukan sesuatu yang tidak
bisa digoyangkan.

Pikiran yang “hidup”
selalu “mempertanyakan” identitas diri
untuk membangun republik yang
berkesadaran.
Ini adalah kerja panjang
peradaban, melibatkan pemikiran,
keberanian moral, dan ketekunan jiwa.
Bravo, Prof. Connie Sebuah buku
yang mampu menggairahkan pikiran dan Jiwa.

Sebelumnya diberitakan Peluncuran Buku Karya Prof.Connie Rahakundini Bakrie, yang juga dihadiri AM Hendropriyono hingga Rocky Gerung berlangsung sukses,

Pakar pertahanan, Prof.Connie Rahakundini yang baru saja meluncurkan karya bukunya berjudul “Dari Mimpi Peradaban Menuju Lahirnya Bangsa Berkesadaran”, juga sekaligus menggelar ruang diskusi.

Dalam kesempatan
Prof. Connie Rahakundini menyampaikan
“Ia mendedikasikan karyanya itu untuk tanah air keduanya yakni Rusia”.

“Buku ini didedikasikan untuk tanah yang membangunkan jiwaku dari tidur panjang ketidaksadaran-tanah air keduaku: Rusia,”

Baca Juga :  Bersilaturahmi ke Wakil Bupati Subang, Sandy Tumiwa Dampingi CEO MPI Bicara Hilirisasi Digital

Adapun acara diskusi buku tersebut dihadiri oleh AM Hendropriyono, Rocky Gerung, Soraya Haque, Puti Guntur Soekarno, dan Akbar Faizal.

Hendropriyono pun mengapresiasi karya Connie yang berbobot itu.
“Bukan sekedar buah pikir
akademik, melainkan peta
strategis bagi masa depan
Indonesia,” ungkapnya.
Dirinya juga
melihat bahwa saat ini
dominasi narasi
pembangunan justru hanya
berbasis angka dan struktur
fisik.
Dengan buku yang ditulis
oleh Connie Rahakundini
Bakrie, AM Hendropriyono
menyebut bahwa karya
tersebut telah mengingatkan
terhadap kekuatan sejati dari
bangsa.
“Mengingatkan kita bahwa
kekuatn sejati bangsa
terletak pada kesadaran”.

“Ini buku yang sangat berbobot, saya kira bahasanya juga lugas, to the point, analisanya tajam, jadi bagus juga dibaca, bahkan juga oleh pelajar SMA mudah dipahami,” ucap mantan Kepala BIN.

Dalam buku tersebut, kata Hendropriyono, berisi tentang sumber kekuatan yang berasal dari karakter diri sendiri.
Sebagai generasi penerus bangsa Indonesia harus memahami bahwa fondasi membentuk karakter yang mumpuni adalah karekter yang fundamennya filsafat bangsa, etika koletif, kebudayaan, dan intelektualitas ungkapnya

“Karakter satu pendirian yang bagus tercermin dari cara berpikir, cara berbicara, dan cara bertingkah laku, itu lewat pendidikan,”.

Editor : D.Wahyudi

Banner Iklan 1
Banner Iklan Harianesia 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *