Scroll untuk baca artikel
Banner Iklan Harianesia 325x300
Banner Iklan Harianesia floating
Banner Iklan Harianesia floating
Banner Iklan Harianesia 728x250
Politik

Budayawan Bogor: “Hidupkan Spirit Pakuan, Bukan Bangun Miniaturnya”

41
×

Budayawan Bogor: “Hidupkan Spirit Pakuan, Bukan Bangun Miniaturnya”

Sebarkan artikel ini
Banner Iklan Harianesia 468x60

Siaran Pers – Bogor, 9 Juni 2025 – Rencana pembangunan Miniatur Desa Pakuan yang disampaikan oleh Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi (KDM), dalam perayaan Hari Jadi Bogor ke-543 menuai kritik dari tokoh budaya setempat. M. Agus Panjisusila, budayawan dari Komunitas Antik Puncak, menyebut proyek tersebut berisiko mereduksi makna sejarah dan spiritualitas Pakuan Pajajaran menjadi sekadar destinasi wisata.

Baca Juga :  DR. TOGAR SITUMORANG Pengacara Kondang Minta POLDA METRO JAYA Terbitkan Laporan Model A, Dalam Kasus Nikita Mirzani

Banner Iklan Harianesia 300x600

“Pakuan adalah jantung dari peradaban Sunda. Bukan sekadar lokasi, tapi roh Bogor Raya yang membentuk jati diri urang Sunda,” ujar Agus dalam keterangannya kepada media.

Ia menilai, pembangunan miniatur ini dikhawatirkan hanya menjadi “bungkus budaya” yang ditunggangi kepentingan komersial. Menurutnya, pelestarian budaya seharusnya tidak berhenti pada aspek estetika, melainkan dijalankan sebagai bagian dari kehidupan masyarakat.

Baca Juga :  Ranting Gembor Priuk Menghadiri Kampanye Akbar Putaran Terakhir Sachrudin - Maryono

“Di Bali, budaya bukan diorama, tapi laku hidup. Kita di Bogor pun bisa seperti itu jika ada kemauan politik dan kesadaran kolektif,” tambahnya.

Sebagai langkah konkret, Agus mengusulkan pendekatan dari lingkup paling dasar: mewajibkan pemakaian busana adat Sunda di sekolah, mengintegrasikan ajaran tata krama Sunda dalam kurikulum, serta mendorong layanan publik, hotel, dan restoran mengedepankan nilai-nilai budaya lokal.

Baca Juga :  Baru Dilantik Jadi Mentri, Acara Haul Ibunda, Yandri Kirim Undangan Pakai Kop Surat Kemendes

Komunitas Antik Puncak sendiri telah lama aktif dalam menghidupkan adat dan kearifan lokal di kawasan Puncak. Agus berharap, setiap kebijakan bertajuk “budaya” melibatkan aspirasi masyarakat adat, bukan sekadar keputusan satu arah.

“Kalau benar-benar ingin membangun kembali Pakuan, mari kita warisi semangatnya, bukan sekadar membangun bentuknya,” tutup Agus.

Banner Iklan 1
Banner Iklan Harianesia 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *