BOGOR_harianesia.com_Dalam dinamika rotasi jabatan strategis di tubuh Kepolisian Republik Indonesia, posisi Kapolres Bogor kini resmi diemban oleh AKBP Wikha Ardilestanto, menggantikan AKBP Rio Wahyu Anggoro yang dimutasi ke Polda Metro Jaya. Mutasi ini tercantum dalam Surat Telegram Kapolri Nomor ST/1422/VI/KEP./2025, tertanggal 24 Juni 2025.
Mutasi jabatan ini bukan sekadar agenda rutin, tetapi sekaligus menjadi momentum penting untuk mengevaluasi kinerja kepolisian di daerah, termasuk sejauh mana keberpihakan institusi terhadap pelayanan publik yang transparan, profesional, dan responsif terhadap persoalan masyarakat.
AKBP Wikha Ardilestanto, lulusan Akademi Kepolisian tahun 2007, dikenal memiliki rekam jejak operasional di berbagai satuan elit Polri. Sebelum menakhodai Polres Bogor, ia menjabat sebagai Kasubbag Bungkol Kapolri di Spripim Mabes Polri.
Namun, jabatan barunya ini bukanlah semata prestise, melainkan amanah berat. Kabupaten Bogor sebagai wilayah strategis penyangga ibu kota menyimpan segudang persoalan: mulai dari kriminalitas lingkungan permukiman, kerentanan konflik agraria, hingga persoalan penegakan hukum yang kerap menjadi sorotan publik.
Harapan besar kini diletakkan di pundak Kapolres yang baru, agar mampu menampik stigma “penegakan hukum tebang pilih” dan memperkuat sinergi dengan masyarakat serta lembaga kontrol sosial. Komitmen terhadap keterbukaan informasi publik dan penindakan hukum yang berkeadilan sangat dinanti.
Sementara itu, AKBP Rio Wahyu Anggoro, yang kini menjabat sebagai Kabagdalpres Ro SDM Polda Metro Jaya, meninggalkan kursi Kapolres Bogor dengan sejumlah catatan. Meski beberapa kebijakannya dinilai progresif, namun tak sedikit pula kritik yang muncul terkait penanganan kasus-kasus yang dianggap minim transparansi.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Pol. Trunoyudo Wisnu Andiko, menyatakan bahwa mutasi merupakan bagian dari pembinaan organisasi dan pengembangan karier personel.
“Mutasi ini merupakan kebutuhan organisasi dan pembinaan karier personel Polri,” ujarnya.
Kini, masyarakat Bogor berharap rotasi ini bukan sekadar pergantian formalitas, tetapi awal dari babak baru dalam kepemimpinan Polres Bogor—yang lebih berpihak pada rakyat, lebih terbuka terhadap kritik, dan lebih progresif dalam membangun kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian.