Jakarta – Di ruang Ber AC , mereka duduk tegak, Wakil rakyat, tapi rakyatnya terlupakan.
Janji manis di pemilu, kata-kata indah,
Tapi setelah terpilih, janji tinggal kenangan.
Mereka berkuasa, tapi lupa amanah,
Mengabdi pada diri sendiri, bukan rakyat yang lemah.
Mereka berbicara, tapi kata-katanya kosong,
Mengumbar janji, tapi tidak ada bukti nyata.
Ketika butuh suara, mereka mendekat,
Menjanjikan banyak, tapi setelah itu menjauh, melangkah.
Rakyat yang setia, tapi sering kali terlupakan,
Menunggu keadilan, menanti janji yang terucap.
Mereka adalah wakil rakyat, tapi bukan pelayan,
Melainkan penguasa yang korup, yang hanya memikirkan diri sendiri.
Mereka berbicara tentang keadilan, tapi tidak ada bukti nyata,
Mengumbar kata-kata indah, tapi tidak ada tindakan nyata.
Semoga wakil rakyat ingat janjinya,
Mengabdi dengan tulus, bukan hanya saat pemilu tiba.
Karena rakyat adalah pemilik sah kekuasaan,
Dan wakil rakyat adalah pelayan, bukan penguasa yang korup.
Namun, rakyat harus sadar,
Bahwa kekuasaan ada di tangan mereka,
Pilihlah dengan bijak, jangan tertipu,
Karena nasib bangsa ada di tangan wakil yang dipilih.
Jangan biarkan janji manis menjadi racun,
Tapi tuntutlah keadilan, dan jangan diam.
Karena hanya dengan kesadaran dan keberanian,
Rakyat dapat mengubah nasib bangsa, dan menciptakan perubahan.
Oleh: Romo Kefas Hervin Devananda STh
