HukumPolitik

Sumber Intelijen, Rusia Sebentar Lagi Menang Perang di Ukraina Timur

333
Sumber Intelijen, Rusia Sebentar Lagi Menang Perang di Ukraina Timur
Sumber Intelijen, Rusia Sebentar Lagi Menang Perang di Ukraina Timur

Jakarta – Harianesia Rusia semakin dekat dengan tujuan

perangnya di Ukraina untuk menguasai wilayah Donbass. Hal

ini disampaikan oleh Kepala Badan Intelijen Luar Negeri Rusia,

Sergey Naryshkin, Selasa waktu setempat.

Dalam pernyataannya, Naryshkin menyebut bahwa serangan

Moskow ke Ukraina pada dasarnya bukanlah pertempuran

melawan Kyiv. Ini melainkan perjuangan melawan Barat yang

kolektif menekan Negeri Beruang Putih itu, sehingga

kebebasan serta kedaulatannya dipertaruhkan.

Ket : Militer Rusia dalam gladi bersih di jalan Tverskaya untuk parade militer Hari Kemenangan menandai peringatan 77 tahun kemenangan atas Nazi pada Perang Dunia II.

Kepala intelijen tersebut menyatakan optimisme tentang

kemajuan Rusia di medan perang.

Menurutnya, sementara

Moskow membuat kemajuan, militer Ukraina justru melemah

dan berada di ambang kehancuran.

“Situasi garis depan tidak menguntungkan Kiev. Inisiatif

strategis di semua bidang adalah milik kita, kita hampir

mencapai tujuan kita, sementara tentara Ukraina berada di

ambang kehancuran,” ujarnya dalam sebuah wawancara

dengan majalah Rusia Razvedchik yang dikutip Russia Today

(RT), dikutip Rabu oleh Harianesia.com (11/12/2024).

 

Presiden Ukraina Volodimir Zelensky

telah kehilangan legitimasinya sepenuhnya. Sebagai akibatnya,

pihak Zelensky belum berupaya keras untuk berunding hingga

memiliki posisi tawar yang memadai.

 

 

“Masa jabatan presiden pemimpin Ukraina itu berakhir Mei lalu,

setelah ia menolak mengadakan pemilihan umum baru, dengan

alasan darurat militer yang sedang berlangsung,” tambahnya.

 

Pasukan Rusia telah membuat kemajuan dalam beberapa

minggu terakhir di medan perang.

 

Sementara itu, para

komandan Ukraina mengeluh tentang kurangnya tenaga kerja

dan kelelahan di jajaran mereka, meskipun usia wajib militer

telah diturunkan dari 27 menjadi 25 tahun dan aturan mobilisasi

diperketat musim semi lalu.

 

 

Meski begitu, Moskow masih terus berupaya untuk merebut

kembali wilayah Kursk, yang sebelumnya miliknya, dari

cengkraman Ukraina. Diketahui, Rusia bahkan memanggil

pasukan Korea Utara untuk melakukan operasi pengusiran

tentara Kyiv dari wilayah itu.

Rusia melancarkan serangan skala besar terhadap Ukraina Timur atau Donbass pada 24 Februari 2024.

 

Moskow berupaya

merebut wilayah itu dengan alasan diskriminasi rezim Kyiv

terhadap wilayah itu, yang mayoritas dihuni etnis Rusia, serta

niatan Ukraina untuk bergabung bersama aliansi pertahanan

Barat, NATO.

Langkah ini pun akhirnya menyeret sejumlah negara Barat

dalam konflik, termasuk Amerika Serikat (AS) dan sekutunya di

Eropa.

 

Mereka memberikan bantuan besar kepada Kyiv untuk

melawan pasukan Rusia, dan di sisi lain, menjatuhkan ribuan

sanksi ekonomi kepada Moskow agar tak memiliki anggaran

untuk perang.

Editor : Dwi Wahyudi

Exit mobile version