Jakarta – Harianesia – Pengamat Militer Connie Rahakundini Bakrie menyampaikan pandangannya soal pembentukan matra keempat TNI yakni Matra Siber.
Menurut Connie, sebelum memutuskan membentuk matra siber atau angkatan keempat di TNI, pemerintah wajib mengkaji lebih dalam soal esensi wacana itu.
“Jadi gini ya, sebenarnya kalau bicara soal Matra Siber, sebelum kita bentuk, kita harus tahu dulu apa sih? kenapa itu kita harus dipunyai,” kata Connie dikutip dari disway.id Kamis 26 September 2024.
“Karena ini berkaitan intelligent, gimana tiap informasi ini dan itu dikalkulasikan data statistik.
Dan itu bisa mengancam pertahanan nasional, kita ambil contoh kasus kemarin yang kita tau lah bagaimana kebocoran data KTP, dan lain-lain,” jelasnya.
Connie menekankan, perang modern di era sekarang tak lagi beradu fisik. Melainkan, ancaman yang ditimbulkan berskala global dan kompleks.
“Kemudian di era perang modern, sekarang, itu nggak lagi medan fisik.
Medan fisik di perang modern seperti Perang Ukraina-Rusia itu, itu lebih sedikit. Bagaimana perang informasi ini bisa menargetkan data siber.
Dan itu bisa mengancam keamanan nasional, itu kita sudah jebol kasus ktp segala macem kemarin,” imbuhnya.
“Bagaimana jaringan itu dirusak, komunikasi militer dihancurkan, komunikasi sipil dibingungkan.
Tapi yang penting itu menghancurkan moral, baik moral tentara maupun masyarakat, menurut saya itu akan lebih ke bagaimana saluran komunikasi dirusak sehingga komunikasi militer dan komunikasi sipil dibingungkan,” paparnya.
Lebih lanjut Dosen Pengajar di University Of St.Petersburg Rusia ini juga menjelaskan, bahwa satu hal yang penting dan harus diperhatikan pemerintah ialah soal moral.
Sebab, berangkat dari landasan moral, pembentukan matra siber TNI akan jelas arah dan tujuannya.
“Tapi yang paling penting adalah moral, baik moral tentara, maupun moral masyarakat.
Misalnya, semangat nasionalismenya dan sebagainya. Dan terakhir, kita harus bicara tentang kedaulatan digital,” imbuhnya.
Connie mencontohkan negara lain yang lebih dulu mempunyai angkatan siber.
Di mana jika terjadi serangan siber, bisa memulihkan data cyber dalam kurun waktu dua minggu.
“Karena negara ini harusnya mampu pilih kedaulatan seperti yang ditingkatkan oleh Rusia ya.
Rusia itu begitu dimasukkan, dimatikan sistem cyber-nya (siber), mereka langsung bikin sendiri dalam 18 hari.
Dalam 18 hari bikin sendiri. Ya, kita bisa nggak gitu? Dan nggak bisa dalam hal itu kita punya pejabat yang hanya bisa menyalahkan institus lain,” pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Marsekal (Purn) Hadi Tjahjanto menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah memberi lampu hijau untuk pembentukan matra siber atau matra keempat TNI.
Hadi memastikan Presiden terpilih Prabowo Subianto juga serius untuk membentuk matra siber usai dapat restu dari Jokowi.
“Sudah, jadi Pak Presiden sudah memerintahkan untuk membentuk matra keempat, termasuk Presiden terpilih concern dengan matra angkatan keempat,” ujar Hadi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin 23 September 2024 lalu.
Reporter : Dwi Wahyudi