TNI-POLRI

Petrus Herman Penggiat Demokrasi : Mendesak Kepolisian Usut Tuntas Kematian Jurnalis Muda Situr Wijaya

144

Tangerang,-Kematian mendadak Situr Wijaya, jurnalis muda asal Sulawesi Tengah, di Jakarta pada 4 April 2025, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, rekan-rekan, dan dunia jurnalistik Indonesia. Kepergiannya yang penuh misteri telah memicu berbagai spekulasi dan tuntutan penyelidikan lebih lanjut.

Berdasarkan keterangan istri almarhum, Selvi, Situr berangkat ke Jakarta dalam keadaan sehat pada Kamis (3/4/2025). Namun, keesokan harinya, Selvi menerima kabar duka bahwa Situr ditemukan meninggal dunia di sebuah penginapan yang identitasnya dirahasiakan. Kejanggalan muncul ketika kontak Situr dijawab oleh pihak medis rumah sakit, yang enggan memberikan informasi detail mengenai lokasi penginapan tersebut.

Foto-foto yang beredar memperlihatkan kondisi penginapan yang memprihatinkan; dinding batako belum diplester, lantai pecah, dan beberapa bagian tubuh Situr tampak kemerahan.

Kondisi ini semakin memperkuat spekulasi mengenai penyebab kematian yang tidak wajar. Keluarga dan rekan-rekan Situr menyatakan bahwa ia selama ini sehat dan tidak memiliki riwayat penyakit serius.

Saat ini, jenazah Situr masih berada di rumah sakit di Jakarta menunggu kedatangan keluarga, yang kemungkinan besar akan meminta autopsi untuk mengungkap penyebab kematian.

Petrus Herman Penggiat Demokrasi kepada awak media menyampaikan Dukacita dan Himbauan Kewaspadaan

Petrus Herman Penggiat Demokrasi asal Kota Tangerang, menyampaikan duka cita mendalam atas meninggalnya Situr Wijaya. Beliau juga menyatakan dukungan penuh kepada pihak kepolisian agar segera mengungkap misteri kematian tersebut Minggu (6/4/2025).

Menurutnya “Kematian Situr Wijaya sangat memprihatinkan.
Saya pribadi turut berduka cita dan berharap pihak berwajib dapat segera mengungkap penyebab kematiannya. Dirinya mendesak agar kasus ini diusut tuntas dan keadilan ditegakkan,” ujar Petrus.

Lebih lanjut, Sekretaris DPC REPDEM Kota Tangerang ini juga menghimbau kepada seluruh jurnalis, untuk senantiasa waspada terhadap potensi ancaman dan kejahatan yang mungkin terjadi dalam menjalankan tugas jurnalistik.

Petrus berpesan “agar selalu konsisten dalam memberikan informasi kepada masyarakat, termasuk pemberitaan yang kontroversial, selama berbasis data lapangan dan sesuai kode etik jurnalistik dan kebenaran kata Petrus.

Dirinya menegaskan “Namun, kita harus akui, ada oknum-oknum yang merasa tidak nyaman dengan pemberitaan kritis. Mereka berani melakukan tindakan di luar batas nalar manusia. Sejarah telah mencatat banyak kasus pembunuhan jurnalis yang keji, meskipun pelaku akhirnya tertangkap.

Oleh karena itu, kewaspadaan menjadi kunci utama bagi rekan-rekan jurnalis dalam menjalankan tugas mulia ini,” tegas Petrus.

Beliau menekankan pentingnya menjunjung tinggi kode etik profesi dan mengedukasi masyarakat dengan informasi yang akurat dan bertanggung jawab untuk mengungkap suatu kebenaran.

Akankah Karya Tulis Jurnalistik selalu berakhir dengan hilangnya nyawa? Pungkas Petrus.

Editor: D.Wahyudi

Exit mobile version