Scroll untuk baca artikel
Banner Iklan Harianesia 325x300
Banner Iklan Harianesia floating
Banner Iklan Harianesia floating
Banner Iklan Harianesia 728x250
Politik

Perubahan Peta Politik Jelang Pilkada Bogor: Rudy Susmanto dan Jaro Ade Berpasangan

103
×

Perubahan Peta Politik Jelang Pilkada Bogor: Rudy Susmanto dan Jaro Ade Berpasangan

Sebarkan artikel ini
Perubahan Peta Politik Jelang Pilkada Bogor: Rudy Susmanto dan Jaro Ade Berpasangan
Perubahan Peta Politik Jelang Pilkada Bogor: Rudy Susmanto dan Jaro Ade Berpasangan
Banner Iklan Harianesia 468x60

Harianesia Keputusan Jaro Ade untuk mencalonkan diri sebagai Wakil Bupati Bogor pada Pilkada 2024 menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat dan internal Partai Golkar. Meskipun survei menunjukkan Jaro Ade berada di puncak popularitas dan elektabilitas, langkah ini dianggap mengejutkan, mengingat peluangnya yang besar untuk memenangkan Pilkada sebagai Bupati.

Pendukung dan simpatisan Golkar merasa kecewa dengan keputusan ini, mengingat harapan mereka yang tinggi untuk melihat Jaro Ade memimpin Kabupaten Bogor. Ketidakpuasan ini dapat memengaruhi semangat perjuangan kader Golkar dan para relawan jika tidak segera diatasi.

Banner Iklan Harianesia 300x600

Untuk memahami lebih lanjut keputusan Jaro Ade, perlu dilakukan analisis terhadap dinamika politik yang melatarbelakanginya. Salah satu faktor utama adalah terbitnya Surat Keputusan (SK) B1-KWK dari DPP Golkar, yang menetapkan Rudy Susmanto sebagai calon bupati dan Jaro Ade sebagai calon wakil bupati. SK ini tampaknya merupakan keputusan strategis yang diambil oleh Golkar pusat, dan dikeluarkan pada saat yang sangat mendesak.

Baca Juga :  Ngobar DPD SWI : Pemkot Depok Terus Berinovasi, Luncurkan Program "Belimbing Manis" untuk Tingkatkan Layanan Sosial

Sebelum terbitnya SK tersebut, beberapa partai seperti PDIP, Nasdem, dan PKB telah mengeluarkan SK mereka sendiri, yang mengusung Jaro Ade sebagai calon bupati. Hal ini menempatkan Jaro Ade dalam posisi sulit—apakah harus patuh pada keputusan DPP Golkar atau tetap maju sebagai calon bupati dengan dukungan partai lain.

Setelah mempertimbangkan situasi tersebut, Jaro Ade memutuskan untuk mematuhi keputusan DPP Golkar. Dari perspektif SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats), keputusan ini ternyata tepat, rasional, dan bijaksana. Jika Jaro Ade tetap maju sebagai calon bupati tanpa dukungan Golkar, peluang kemenangannya akan menurun meskipun ia memiliki popularitas tinggi. Ketiadaan calon wakil bupati yang memiliki modal ekonomi dan sosial yang kuat menjadi tantangan utama.

Baca Juga :  Apa Kabar KPK ? Rakyat Mempertanyakan Integritas Kalian

Sebaliknya, dengan mengikuti keputusan DPP dan bergabung dalam formasi Koalisi Indonesia Maju (KIM+), Jaro Ade memiliki peluang besar untuk menang. Koalisi ini memiliki kekuatan ekonomi yang lebih besar dan jaringan politik yang kuat, serta minim ancaman konflik internal di Partai Golkar. Langkah ini juga menjaga hubungan baik antara Golkar di tingkat nasional dan kabupaten, yang pada akhirnya menguntungkan bagi Golkar dan masyarakat Kabupaten Bogor.

Baca Juga :  Dilantik jadi Anggota DPR RI, Nurwayah SPd dari Partai Demokrat adakan Syukuran

Oleh karena itu, seluruh kader Golkar dan para relawan perlu memahami bahwa keputusan Jaro Ade bukan soal keberanian atau ketakutan, melainkan merupakan langkah politik yang matang dan strategis. Dukungan dan semangat yang kuat dari kader dan relawan sangat dibutuhkan untuk memenangkan Pilkada 2024 dan memastikan Jaro Ade dapat berperan secara efektif sebagai Wakil Bupati, dengan posisi politik yang setara dengan Bupati dalam pengambilan keputusan penting bagi pemerintahan dan pembangunan di Kabupaten Bogor.

Reporter : Tim Redaksi Harianesia

Banner Iklan 1
Banner Iklan Harianesia 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *