Harianesia – Keputusan Jaro Ade untuk mencalonkan diri sebagai Wakil Bupati Bogor pada Pilkada 2024 menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat dan internal Partai Golkar. Meskipun survei menunjukkan Jaro Ade berada di puncak popularitas dan elektabilitas, langkah ini dianggap mengejutkan, mengingat peluangnya yang besar untuk memenangkan Pilkada sebagai Bupati.
Pendukung dan simpatisan Golkar merasa kecewa dengan keputusan ini, mengingat harapan mereka yang tinggi untuk melihat Jaro Ade memimpin Kabupaten Bogor. Ketidakpuasan ini dapat memengaruhi semangat perjuangan kader Golkar dan para relawan jika tidak segera diatasi.
Untuk memahami lebih lanjut keputusan Jaro Ade, perlu dilakukan analisis terhadap dinamika politik yang melatarbelakanginya. Salah satu faktor utama adalah terbitnya Surat Keputusan (SK) B1-KWK dari DPP Golkar, yang menetapkan Rudy Susmanto sebagai calon bupati dan Jaro Ade sebagai calon wakil bupati. SK ini tampaknya merupakan keputusan strategis yang diambil oleh Golkar pusat, dan dikeluarkan pada saat yang sangat mendesak.
Sebelum terbitnya SK tersebut, beberapa partai seperti PDIP, Nasdem, dan PKB telah mengeluarkan SK mereka sendiri, yang mengusung Jaro Ade sebagai calon bupati. Hal ini menempatkan Jaro Ade dalam posisi sulit—apakah harus patuh pada keputusan DPP Golkar atau tetap maju sebagai calon bupati dengan dukungan partai lain.
Setelah mempertimbangkan situasi tersebut, Jaro Ade memutuskan untuk mematuhi keputusan DPP Golkar. Dari perspektif SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats), keputusan ini ternyata tepat, rasional, dan bijaksana. Jika Jaro Ade tetap maju sebagai calon bupati tanpa dukungan Golkar, peluang kemenangannya akan menurun meskipun ia memiliki popularitas tinggi. Ketiadaan calon wakil bupati yang memiliki modal ekonomi dan sosial yang kuat menjadi tantangan utama.
Sebaliknya, dengan mengikuti keputusan DPP dan bergabung dalam formasi Koalisi Indonesia Maju (KIM+), Jaro Ade memiliki peluang besar untuk menang. Koalisi ini memiliki kekuatan ekonomi yang lebih besar dan jaringan politik yang kuat, serta minim ancaman konflik internal di Partai Golkar. Langkah ini juga menjaga hubungan baik antara Golkar di tingkat nasional dan kabupaten, yang pada akhirnya menguntungkan bagi Golkar dan masyarakat Kabupaten Bogor.
Oleh karena itu, seluruh kader Golkar dan para relawan perlu memahami bahwa keputusan Jaro Ade bukan soal keberanian atau ketakutan, melainkan merupakan langkah politik yang matang dan strategis. Dukungan dan semangat yang kuat dari kader dan relawan sangat dibutuhkan untuk memenangkan Pilkada 2024 dan memastikan Jaro Ade dapat berperan secara efektif sebagai Wakil Bupati, dengan posisi politik yang setara dengan Bupati dalam pengambilan keputusan penting bagi pemerintahan dan pembangunan di Kabupaten Bogor.
Reporter : Tim Redaksi Harianesia