Scroll untuk baca artikel
Banner Iklan Harianesia 325x300
Banner Iklan Harianesia floating
Banner Iklan Harianesia floating
Banner Iklan Harianesia 728x250
InvestigasiTNI-POLRI

Masih Marak! Bisnis Percaloan di Satpas Cinere Depok dengan Tarif Tinggi

180
×

Masih Marak! Bisnis Percaloan di Satpas Cinere Depok dengan Tarif Tinggi

Sebarkan artikel ini
Ket foto : Lokasi diduga praktik calo. (dok. Harianesia.com)
Banner Iklan Harianesia 468x60

Depok – Harianesia Praktik percaloan di Satpas Cinere, Polres Metro Depok, kembali menjadi sorotan. Dugaan ini muncul dari pengakuan seorang pemohon SIM berinisial AL, warga Tanah Satriaal, Depok.

AL juga mengungkapkan bahwa dirinya mendatangi Satpas Cinere pada Kamis (11/12/2024) untuk mengurus pembuatan SIM A. Setibanya di lokasi, ia langsung ditawari jasa pembuatan SIM dengan jaminan “pasti jadi” oleh seseorang yang tidak dikenal, yang berjaga di depan area Satpas.

Banner Iklan Harianesia 300x600

Menurut pengakuannya, oknum tersebut menawarkan berbagai kemudahan, termasuk tidak perlu mengikuti ujian teori dan praktik. “Saya ditawari langsung foto tanpa ujian, digaransi dapat SIM baru,” ujar AL.

Baca Juga :  Sinergitas TNI Polri Wilayah Hukum Polsek Ciampea Giat Cooling Sistem Kontrol Petugas Security Perumahan Monitoring Wilayah Binaan Dialog Kamtibmas Dan Ajak Jaga Kondusifitas Cegah Kriminalitas

Sementara itu awalnya AL mengaku tergiur dengan tawaran tersebut. Namun, setelah mendengar tarif yang diminta, ia langsung menolak. “Saya diminta bayar Rp600.000 untuk SIM A. Uang saya tidak cukup, jadi saya tolak,” jelasnya.

Penting diketahui pantauan Media bisnis percaloanTerang-Terangan dan diketahui oleh awak media, ditambah praktik ini dilakukan secara terang-terangan. Bahkan, beberapa pemohon SIM secara terbuka mengaku ditawari jasa serupa oleh oknum di sekitar Satpas Cinere.

Baca Juga :  Bersama Relawan, TNI Rehab Rumah Milik Karjo

Seorang pemohon lain, ID, mengaku lebih memilih mengikuti prosedur resmi meski prosesnya cukup rumit. Ia hanya membayar Rp250.000 sesuai tarif resmi dan harus menjalani serangkaian ujian.

“Kalau pakai jalur resmi, biayanya Rp250.000. Beda jauh dengan calo yang minta Rp600.000,” ujar ID.

Namun, ia mengakui bahwa jalur resmi membutuhkan usaha lebih besar. “Saya harus ujian tiga kali. Teori pertama tidak lulus, kedua baru lulus. Ujian praktik pun sampai dua kali gagal, baru lulus di ujian ketiga,” tuturnya.

Baca Juga :  Polsek Cileungsi Lakukan Investigasi Cek TKP Pembobolan Mesin ATM

Praktik percaloan seperti ini mencoreng integritas pelayanan publik. Aparat terkait harus segera bertindak tegas untuk membersihkan sistem dari ulah oknum yang merugikan masyarakat.

Editor : Tim Redaksi Harianesia 

Banner Iklan 1
Banner Iklan Harianesia 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *