Pertemuan yang berlangsung selama hampir dua jam ini dihadiri oleh Kepala Sekolah Etty Kuswandarini, para guru, perwakilan alumni, dan jajaran pengurus Ekabento. Dalam diskusi terbuka tersebut, pihak sekolah memaparkan kronologi dan memberikan klarifikasi terhadap insiden yang sedang menjadi perhatian publik.
Ketua Umum Ekabento, Hj. Hamzah, menyampaikan keprihatinannya atas kejadian tersebut dan menegaskan pentingnya menjadikan kasus ini sebagai pembelajaran bersama.
“Insya Allah, ini menjadi momentum pembelajaran agar ke depan sekolah-sekolah menjadi tempat yang nyaman, tanpa kekerasan dan pelecehan. Kami akan dorong Dinas Pendidikan untuk memperkuat pembinaan kepada guru dan siswa,” tegas Hj. Hamzah, yang juga merupakan anggota DPRD Kota Depok.
Sebagai bentuk dukungan terhadap keadilan, Ekabento menyatakan siap memberikan bantuan hukum gratis kepada semua pihak yang membutuhkan, baik korban maupun terduga pelatih ekstrakurikuler.
Selain membahas insiden tersebut, diskusi juga menyoroti persoalan kurangnya tenaga pengajar di SMPN 3 Depok, yang berdampak langsung pada kualitas pembelajaran. Kepala Sekolah Etty Kuswandarini menyampaikan bahwa pihaknya berharap kondisi ini segera mendapat perhatian dari pemerintah.
“Kami turut prihatin dan memohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada kekhilafan, baik dari saya pribadi maupun guru-guru kami. Semoga ini menjadi titik awal untuk kami terus melakukan refleksi dan perbaikan ke depan,” ujar Etty.
Di akhir pertemuan, para alumni menyampaikan rasa lega karena telah mendapat penjelasan yang terang atas peristiwa tersebut, serta menekankan pentingnya pengawasan dan kolaborasi lintas pihak untuk memastikan keamanan dan peningkatan mutu pendidikan di SMPN 3 Depok(Srimulyani).
