Depok | Harianesia.com – Deretan toko kelontong di sepanjang Jalan Raya Ragamukti, Kelurahan Duren Seribu, Kecamatan Bojongsari, yang selama ini diduga menjual obat keras jenis Tramadol, akhirnya resmi ditutup pada Kamis (23/1/2025). Penutupan ini merupakan hasil sinergi antara masyarakat, Aliansi Sabojong, serta dukungan dari aparat keamanan seperti Babinsa dan Bhabinkamtibmas.
Ketua Aliansi Sabojong, Ustad Agus Jalaludin, mengapresiasi peran aktif warga dalam mendukung langkah tegas ini. Menurutnya, keberadaan toko-toko tersebut selama ini telah menjadi keresahan utama masyarakat.
“Kami sangat bersyukur atas kolaborasi luar biasa dari semua elemen masyarakat. Peredaran obat keras seperti Tramadol ini jelas sangat merugikan, terutama bagi generasi muda. Penutupan ini adalah wujud nyata bahwa masyarakat peduli terhadap lingkungan mereka,” kata Ustad Agus Jalaludin.
Penasihat Aliansi Sabojong, Ustad Ahmad Rifky Umar Barayis, atau yang akrab disapa Kyai Lancip, menegaskan bahwa bahaya Tramadol tidak hanya merusak tubuh, tetapi juga menghancurkan moral generasi muda.
“Ini bukan hanya soal kesehatan, tetapi juga soal akhlak. Penyalahgunaan obat keras seperti ini dapat merusak masa depan pemuda. Penutupan ini adalah langkah penting untuk melindungi generasi kita,” tegasnya.
Langkah tegas ini mendapatkan dukungan penuh dari berbagai komunitas yang tergabung dalam Aliansi Sabojong, seperti P3C, tokoh agama, dan ormas setempat. Warga berharap, setelah penutupan ini, aparat terus melakukan pengawasan ketat agar kasus serupa tidak kembali terulang di wilayah mereka.
Tindakan ini menjadi bukti bahwa kerja sama antara masyarakat dan pihak berwenang mampu menciptakan lingkungan yang lebih aman, bebas dari ancaman narkoba dan obat-obatan terlarang. (Roni)